04 November 2009

THE SECRETARY-GENERAL : THE SECRETARY-GENERAL FOR THE PRESERVATION OF THE OZONE LAYER

16 September 2009

Pembangunan berkelanjutan sebagian besar tergantung pada pelaksanaan tujuan, target dan lingkungan disepakati pelaksanaan tujuan dan sasaran. Di antara sejumlah besar kesepakatan lingkungan multilateral yang disepakati antar negara selama 40 tahun berjalan, Konvensi Wina untuk Perlindungan Lapisan Ozon dan khususnya Protokol Montreal yang paling menonjol. Instrumen ini menjadi jalan untuk memperbaiki dan memulihkan perisai pelindung bumi dengan mekanisme pendanaan dan telah dilaksanakan dapat menjadi contoh inspirasi.

Peringatan tahun ini menandai tonggak lain, dengan dilakukannya deposit instrumen dari pencapaian Konvensi dan Protokol oleh negara demokrasi termuda di dunia, Timor-Leste. Sampai hari ini, negara tersebut merupakan satu-satunya yang tersisa yang belum meratifikasi Protokol Montreal. Sekarang, Konvensi Wina dan Protokol Montreal telah mencapai keikutsertaan secara universal - merupakan status yang khusus dan unik diantara ratusan perjanjian yang telah diserahkan pada Sekretaris Jenderal. Tindakan Timor-Leste memberikan sinyal yang kuat untuk solidaritas global, tidak hanya untuk mengatasi penipisan ozon tetapi untuk mengatasi tantangan multilateral lain yang mendesak, termasuk perubahan iklim.

Pengumpulan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa penghapusan bahan yang dikenal sebagai chlorofluorocarbon atau CFC sejak tahun 1990, meringankan gerakan dibidang perubahan iklim sepanjang 12 tahun. Kerjasama internasional tentang CFC merupakan afirmasi yang tepat waktu, melalui kesatuan tujuan dan tindakan, kita dapat meminimalkan risiko terhadap planet kita dan membangun dunia yang lebih aman untuk generasi mendatang. Ini adalah pelajaran bahwa kita harus mengambil intisari pada saat kita mempersiapkan Konferensi Perubahan Iklim di Kopenhagen pada bulan Desember.

Beberapa minggu yang lalu, para ahli dari Protokol Montreal dan Konvensi Kerangka Kerja PBB (UNFCCC) dan Protokol Kyoto bertemu di Jenewa, Swiss untuk memetakan strategi pada sekelompok bahan kimia yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Hidrofluorokarbon atau HFC, yang secara luas digunakan sebagai pengganti BPO pada pembuatan busa, bahan pendingin dan AC, dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perubahan iklim di tahun 2050, sehingga mengganggu upaya untuk mengurangi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida dan metana dari pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi.

Dengan bekerja secara bersama-sama, perjanjian tentang ozon dan iklim dapat melipatgandakan dampaknya bagi pembangunan berkelanjutan. Keuntungan lain mungkin termasuk peningkatan efisiensi energi dalam proses industri dan peralatan rumah tangga, dan memperluas agenda tentang bahan kimia, termasuk di bidang pengelolaan limbah dan kesehatan manusia.

Hari Ozon Internasional bagi Perlindungan Lapisan Ozon datang menjelang 80 hari sebelum konferensi iklim di Kopenhagen. Para Pemerintah harus menggunakan kesempatan itu untuk mengesahkan kesepakatan yang ambisius, komprehensif dan perjanjian tentang iklim yang baru dan adil. Tanpa tindakan pada perubahan iklim, dunia akan menghadapi gangguan sosial, ekonomi dan lingkungan. Contoh yang ditunjukkan oleh Protokol Montreal mengirimkan pesan yang kuat bahwa tindakan terhadap tantangan global utama tidak hanya mungkin, tetapi bahwa keuntungan keuangan dan manusia selalu lebih besar daripada biaya.

Sumber : ozonaction, www.uneptie.org/ozonaction

Tidak ada komentar:

Posting Komentar