04 November 2009

Krisis Listrik Sumut Teratasi Secara Bertahap

MEDAN - PT PLN (Persero) menyatakan krisis pasokan listrik di wilayah Sumatera Utara (Sumut) telah teratasi secara bertahap dengan masuknya tambahan daya sejumlah pembangkit listrik. ''Saat ini sudah tidak ada pemadaman lagi, daya mampu listrik Sumut sudah terpenuhi dengan reserve margin (cadangan listrik) yang masih pas-pasan. Pada akhir 2009, awal 2010 hingga 2011 akan masuk lagi sejumlah pembangkit baru'' kata Plt Direktur Luar Jawa-Bali PT PLN yang juga menjabat Direktur Jawa-Bali, Murtaqi Syamsuddin usai Launching Sentralisasi Billing dan Layanan Terpadu (ATM, SMS dan Banking) serta PT Pos di Medan, Jumat (30/10).

Menurut Murtaqi, pada akhir 2009 ini sistem Sumut akan mendapat tambahan pasokan listrik sebesar 330 Megawatt (MW) yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin, Sibolga berkapasitas 2x115 MW dan task force pembangkit di sekitar Sumut berkapasitas 105 MW. Selanjutnya, pada 2010 akan masuk pasokan listrik sebesar 180 MW dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan I berkapasitas 2x90 MW. "PLTA Asahan ini akan masuk ke sistem Sumut mulai Februari 2010," ujar Murtaqi.

Dia mengatakan, setelah itu juga akan masuk PLTU Pangkalan Susu, Langkat, Sumut sebesar 400 MW yang merupakan bagian dari program percepatan PLTU 10.000 MW tahap pertama. "Dari planing sudah terlihat jelas tambahan pasokan listrik sejak akhir 2009 ini hingga dua tahun ke depan. Apakah itu nantinya mencukupi atau tidak bergantung pertumbuhan beban pada tahun-tahun selanjutnya," kata Murtaqi.

Pertumbuhan beban listrik di Sumut, lanjut dia, bila dilepas akan semakin tinggi mencapai 9-11 persen per tahunnya. Apalagi proses industrialisasi khususnya di Medan, Riau dan Aceh terus tumbuh. "Kita harapkan setelah 2011 nanti, kondisi sistem kelistrikan di Sumatera semakin handal" katanya.

Sebab dengan selesainya sistem interkoneksi dari Sumut ke Sumbangteng (Sumbar dan Riau hingga Aceh) dapat dilakukan transfer daya sudah bisa dilakukan dengan didukung kehadiran pembangkit-pembangkit baru tersebut, sehingga mendorong percepatan pembangunan perekonomian daerah. "Hal ini juga didukung dengan sistem interkoneksi Sumatera. Sebelum 2012 nanti sistem interkoneksi 275 KV dari Sumbagsel hingga Sumbagteng sudah selesai," ujarnya.

Sementara itu, General Manager PT PLN Wilayah Sumut, Manerep Pasaribu, mengungkapkan sejak 2008 lalu, sistem kelistrikan di Sumut telah memperoleh transfer daya (swap) dari PT Inalum sebesar 45 MW dari kontrak 90 MW. "Kita dapatkan swap dari Inalum untuk beban puncak pada malam hari," tuturnya. Bahkan, pada 2009 ini PLN di sistem Sumut telah membantu transfer daya ke sistem Sumbar dan Riau sekitar 20-60 MW.

Selain itu, secara bertahap PLN Sumut memperbaiki pembangkit sehingga dapat menambah kapasitas pasokan listriknya.Menurut dia, saat ini tercatat daya mampu sistem mencapai 1.357 MW dengan beban puncak 1.251 MW. "Jadi daya mampu saat ini dengan permintaan masih pas-pasan dan cadangan masih di bawah 20 persen. Karena itu, kita berupaya keras untuk mempercepat masuknya tambahan daya ke depan," ujar Manerep.

Selanjutnya, pada akhir 2011, sistem Sumut akan memperoleh tambahan daya PLTU Meulaboh 2x100 MW. Artinya, pada 2010-2011, total daya tambahan listrik mencapai 780 MW.Kemudian prospek tambahan pembangkit setelah 2012, akan memperoleh tambahan 4 pembangkit listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) masing-masing dari PLTU Kuala Tanjung 2x125 MW, PLTP Sarulla Unit 1 sebesar 110 MW, PLTP Sarulla Unit 2 sebesar 110 MW, serta pengoperasian PLTA Asahan III berkapasitas 2x87 MW.

"Ke depan, sistem kelistrikan di Sumut akan semakin bagus lagi dengan tambahan daya dari sejumlah pembangkit baru, maka tidak ada lagi pemadaman bergilir," ujar Manerep.

Subsidi

Dengan masuknya sejumlah pembangkit berbahan bakar non BBM tersebut menurut Manerep, pihaknya mampu menekan jumlah subsidi sebesar Rp 3 triliun atau turun dari Rp 8 triliun menjadi Rp 5 triliun pada 2009 ini."Di samping menekan jumlah subsidi, pendapatan kita dari pelanggan naik menjadi Rp 330 miliar per bulan. Jumlah ini mencapai 4 persen dari seluruh pendapatan PLN," ujarnya.

Manerep menambahkan, saat ini rasio elektrifikasi di wilayah Sumut telah mencapai 80 persen dengan jumlah pelanggan mencapai 2,5 juta pelanggan. Sedangkan target penyambungan listrik baru bagi pelanggan sebesar 57.000 pada 2009 ini.

Operasi P2TL

Sementara terkait kegiatan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) di wilayah Sumut, Manerep mengatakan, pihaknya menindak lebih dari 5.000 kasus pelanggaran pemakaian listrik ilegal selama 2008-2009 yang berasal dari kalangan industri, real estate maupun rumah tangga biasa. Dari operasi P2TL tersebut, PLN berhasil menyelamatkan uang negara mencapai Rp 12 miliar melalui tagihan susulan dan ganti rugi dari penggunaan listrik secara ilegal.

"Kita mendapat penghargaan terbaik P2TL tingkat nasional dengan jumlah menangani lebih dari 5.000 kasus dan jumlah pengembalian uang negara hingga Rp 12 miliar," katanya.

Selain itu, kata Manerep, jajarannya juga mampu menekan losses (susut daya) menjadi 9,3 persen (single digit) pada 2009 ini, dari losses tahun-tahun sebelumnya yang berkisar di atas 10 persen (double digit). "Dua tahun lalu losses masih double digit, kita berhasil menurunkan losses hingga 9,3 persen dari target tahun ini 9,07 persen. Kita yakin dapat capai target ini. Kunci keberhasilan kita didasari totalitas kerja tim yang bersih dan tegas," ujarnya.

Sumber: www.esdm.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar