28 Juni 2009

Keamanan Pasokan Batubara Jadi Perhatian Utama Pertemuan AFOC ke 7

BALI. Keamanan pasokan (security of supply) batubara menjadi perhatian para delegasi negara ASEAN yang hadir dalam pertemuan ASEAN Forum On Coal (AFOC) ke 7 di Bali, Rabu (24/6/29). Bahkan delegasi Malaysia menyatakan siap mengajukan proposal ASEAN Coal Security Agreement (ACSA) sebagaimana juga telah terjadi untuk ASEAN Petroleum Security Agreement (APSA).

Para delegasi menyampaikan bahwa tuntutan akan jaminan atau keamanan pasokan batubara semakin dibutuhan bagi kawasan ASEAN. Selain akibat semakin besarnya permintaan batubara di ASEAN, keamanan pasokan juga dilandasi kenyataan bahwa permintaan akan batubara dunia juga terus semakin meningkat. Terutama permintaan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pembangkit listrik.

Untuk kawasan ASEAN, porsi batubara dalam bauran energi (energy mix) saat ini mencapai 24 %. Porsi ini diperkirakan akan terus meningkat di waktu-waktu mendatang. Pada tahun 2015 porsi batubara dalam bauran energi di ASEAN mencapai sekitar 67 %. Porsi sebesar ini diantaranya untuk kebutuhan pembangkit listrik yang mencapai kapasitas sekitar 72,2 ribu MW.

Sebagaimana dipaparkan Dr Boonrod Sajjakulnukit, delegasi dari Thailand, bahwa batubara merupakan salah satu sumber energi yang efisien secara ekonomi dan tersedia dalam jumlah yang memadai. Negara-negara ASEAN, Amerika, Jepang, Eropa, India, China, Korea serta negara lain terus memanfaatkan batubara sebagai sumber energi.

Philipina tengah meningkatkan kapasitas pembangkit listrik batubara dari 4.200 MW saat ini menjadi 16.000 MW. Vietnam mentargetkan kapasitas pembangkit listrik batubara mencapai 25.890 MW atau 53 % hingga tahun 2015. Malaysia meningkatkan pembangkit listrik batubara dari 17.622 MW menjadi 22.802 MW hingga tahun 2010.

Selanjutnya Thailand akan menambah 2.800 MW pembangkit listrik hingga tahun 2021. Indonesia tengah melakukan program percepatan pembangkit listrik batubara 10.000 MW tahap I dan tahap II. Program pemanfaatan batubara untuk pembangkit listrik juga dilakukan oleh Myanmar, Laos, Kamboja. ''ASEAN mendukung peningkatan produksi dan pemanfaatan batubara secara efisien dan berkelanjutan,'' papar Boonrot.

Sumber: www.esdm.go.id

1 komentar:

  1. Salah satu kunci keberhasilan penggunaan batubara untuk sumber energi primer adalah kehandalan transportasi. Hal ini disebabkan letak tambang batubara yang jauh dari tempat pemanfaatan batubara sebagai sumber energi.

    Hal yang tidak kalah penting yang seharusnya dipikirkan adalah masalah dampak lingkungan akibat pembakaran batubara. Penggunaan clean technolgy harus terus ditingkatkan. Semoga

    BalasHapus