12 Mei 2009

Pendanaan 10.000 MW dari China

Kebutuhan besar untuk penyelesaian mega proyek 10.000 megawatt (MW) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), sudah semakin jelas. Adanya tambahan komitmen pinjaman dari perbankan China senilai USD1,06 miliar pada pekan lalu, membuat PLN optimistik penyelesaian proyek tersebut bisa dilakukan sesuai rencana. Menurut Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara, dana pinjaman tersebut untuk membangun tiga pembangkit milik PLN yang masuk dalam proyek 10.000 M.

"Total
loan agreement yang ditandatangani, untuk pendanaan 65% porsi vafas sebesar USD1,06 miliar," kata Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara ketika dihubungi wartawan, kemarin. Pendanaan valas tersebut, menurut dia, diperoleh dari China Export Import Bank (Cexim) sebesar USD606 juta dan Bank of China (BoC) senilai 455 juta. Total pinjaman itu akan digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik Pelabuhan Ratu yang memiliki kapasitas 3x350 MW dengan nilai investasi untuk valas sebesar USD482 juta dari Cexim Bank dan porsi rupiah sebesar Rp1,87 triliun yang sudah diteken dengan Bank Mega.

Rudi menjelaskan,
dengan ditandatanganinya perjanjian pinjaman ter­sebut, maka status pendana­an untuk kebutuhan valas berupa dolar AS untuk pembangkit dan transmisi sebesar USD5,8 miliar. Sementara itu, yang masih dalam proses pembahasan, negosiasi dan verifikasi sebesar USD900juta. "Kalau untuk porsi rupiah untuk pembangkit dan transmisi kebutuhan men­capai Rp32,4 triliun, dengan rincian ditandatangani Rp22,9 triliun, dalam proses Rp4,9 triliun dan sisa masih dicari Rp4, 5 triliun,"


Sumber: www.djlpe.esdm.go.id

1 komentar:

  1. Pinjaman dana dari asing harus benar-benar dilakukan dengan hati-hati. Utamakan pendanaan dalam negeri supaya keterjaminan pelaksanaan projek dapat diandalkan.

    BalasHapus