05 November 2009

Konferensi West Sussex Rumuskan Strategi Mensukseskan UN Climate Change Conference

JAKARTA. Sebuah konferensi internasional tentang energi terbarukan dan efisiensi energi kembali digelar pada 14-17 September 2009 lalu di Wilton Park, West Sussex, Inggris. Konferensi tersebut merupakan agenda tahunan dari Renewable Energy and Energy Efficiency Partnership (REEP). Konferensi yang mengusung tema “Renewable Energy and Energy Efficiency: Practical Strategies for Making Copenhagen A Success” itu bertujuan untuk mewujudkan komitmen bersama sehingga United Nations Climate Change Conference yang akan diadakan di Copenhagen, Denmark pada Desember 2009 dapat mencapai hasil yang diinginkan.

Pada konferensi tersebut disepakati bahwa urgensi dari tantangan yang dihadapi dalam pengembangan energi terbarukan dan efisiensi energi memerlukan kesepakatan internasional. Negara-negara maju penghasil emisi tinggi harus memiliki komitmen untuk mencapai target pengurangan emisi jangka panjang maupun menengah. Sementara itu, dibutuhkan pula respon yang tepat dari negara-negara berkembang serta perhatian kepada negara-negara belum berkembang yang membutuhkan akses keuangan maupun teknologi untuk membantu pembangunan dan penerapan kebijakan mitigasi perubahan iklim.

World Economic Outlook 2008 mencatat, pertumbuhan energi primer sebesar 1,6% per tahun akan meningkatkan konsumsi energi primer menjadi 45% pada tahun 2030. Menurut International Energy Agency (IEA), skenario ini membutuhkan investasi sekitar US$ 1 triliun per tahun. Investasi ini turut menentukan besarnya emisi yang dihasilkan pada beberapa dekade mendatang sesuai jenis teknologi yang dipilih.

Sejauh ini, efisiensi energi menjadi pilihan utama negara berkembang maupun negara maju dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Dalam hal ini, pemerintah dapat mengambil peran penting dengan menyediakan kebijakan dan peraturan yang sejalan seperti feed-in tariff dan mekanisme pendanaan yang tepat sehingga dapat menstimulasi swasta untuk berinvestasi di bidang energi terbarukan. Inisiatif swasta dalam investasi pada teknologi ramah lingkungan dan efisiensi energi akan mendorong penurunan harga energi terbarukan, menurunkan laju emisi gas rumah kaca, serta menyediakan akses energi modern bagi masyarakat.

Bagi beberapa negara, energi rendah karbon (low carbon energy) adalah opsi paling tepat untuk pembangkitan energi. Advanced Market Commitements (AMCs) untuk energi rendah karbon dapat digunakan untuk menjamin pasar dan harga “teknologi hijau”.

Sumber: www.edm.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar